Al-Khawarizmi, Matematikawan Ulung Pertama oleh : Fadhli, S.Pd. M.Sc Guru Matematika MAN 3 Banda Aceh
Nama lengkapnya Abu Jakfar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Dibarat terutama di Eropa,lebih di kenal dengan nama Algoarismi atau Algorims. Ia seorang ahli matematika, astronom dan ahli geografi. Nama Algorism, pada abad-abad pertengahan,kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata arimatika ( Ilmu Hitung) dengan menggunakan angka-angka Arab. Di Prancis nama Algorism juga muncul sebagai Augrysm atau Augrism, sedang di Inggris di gunakan kata Augrym atau Augrim, di Spanyol ia mengalami sedikit perubahan menjadi Alguarisme. Demikian seterusnya nama al-Khawarizmi akhirnya menjadi sebuah monument dalam sejarah Al-Jabar, yang kini telah berkembang pesat menjadi Matematika dan dialah orang muslim pertama dan ternama dalam ilmu hitung atau matematika. Karena yang menemukan ilmu itu tak lain adalah al-Khawarizmi sendiri.
Algorisme sendiri merupakan system hitungan nilai menurut tempat, dari kanan ke kiri : satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya, begitu pula system decimal (Persepuluhan) sebagai pengganti system sexagesimal ( perenam puluhan ) yang umum dipakai sejak zaman dulu dalam kebudayaan-kebudayaan semit.
Al-Khawarizmi lahir di Khwarizm Uzbekistan pada tahun 780 M di bagian Barat kota Bagdad. Disana ia bekerja dalam sebuah observatory tempat ia menekuni studi matematika dan Astronomi, di samping itu ia di percaya memimpin perpustakaan sang Khalifah Al-Makmun Al-Rasyid. Al Khawarizmi adalah penulis kitab aljabar (matematika) pertama di muka bumi.Al Khawarizmi adalah seorang ilmuan jenius pada masa keemasan Baghdad yang sangat besar sumbangsihnya terhadap ilmu aljabar dan aritmetika. Karyanya, Kitab Aljabr Wal Muqabalah (The Books of Restoring and Balancing /Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) merupakan pertama kalinya dalam sejarah dimana istilah aljabar muncul dalam kontesk disiplin ilmu. Nama aljabar diambil dari bukunya yang terkenal tersebut yang mencantumkan ‘al-jabr’ sebagainjudulnya. Karangan itu sangat populer di negara-negara barat dan diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dan Italia. Bahasan yang banyak dinukil oleh ilmuwan barat dari karangan Al-Khawarizmi adalah tentang persamaan kuadrat, Misalnya persamaan:
5x + 20 = 4 + 11 x + x2
dengan aljabar, persamaan ini menjadi :
20- 4 = 11x – 5 x + x2
dengan al-muqabala, persamaan ini menjadi lebih sederhana:
16 = 6x + x2
Sumbangan Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi. Selain mengarang Al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah, ia juga diketahui telah menulis beberapa buku dan banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12, oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya, satu diantaranya berjudul Kitab al-Jam’a wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi (Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu), hanya dikenal dari translasi berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa. Kedua karya tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat; penghitungan integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda; tanda-tanda negatif yang sebelumnya belum dikenal oleh bangsa Arab. Dalam Al-Jama’ wa at-Tafriq, Al-Khwarizmi menjelaskan tentang seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari
Ketika al-Battani memperoleh penemuannya yang lebih cermat dan lebih seksama daripada penemuan Ptolemaios, maka pada saat yang hampir bersamaan, al-Khawarizmi telah memperkenalkan angka-angka India pada dunia Islam, ia memang banyak belajar dari sumber literature-literatur hindu.
Riwayat Angka Nol
Mengenai angka-angka, sarjana-sarjana abad pertengahan telah menemukan berbagai macam etimologi dan legenda-legenda. Dalam bahasa arab “Angka nol atau kosong “ disebut Sifr. Sifar adalah kata arab untuk angka 0. Perkataan sifar ini juga membentuk perkataan cipher dalam bahasa Inggeris yang membawa masud “tiada apa-apa”, “simbol”, “kod” atau “mesej rahsia”.Sebelum dipopularkan al-Khwarizmi, Ifrah menyebut, beberapa nombor kosong di tulisan-tulisan pada batu ditemui antaranya prasasti tembaga Sankheda di India pada 594, Trapaeng Prei di Kemboja (683), Kedukan Bukit, Sumatera (683), Kota Kapor, Sumatera (686), Dinaya, Jawa (793), Po Nagar, Vietnam (813) dan Bakul, Vietnam (829). Dengan angka ini kita dapat menghitung puluhan ,ratusan, ribuan dan seterusnya.Sebelum di temukan atau di ciptakan oleh orang islam, orang menggunakan “ abacus sempoa “ semacam daftar yang merupakan jadwal dimana di tunjukkan satuan, puluhan,ratusan dan seterusnya untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah di tentukan dalam hitungan. Sayang sekali bahwa abacus ini kurang popuer di kalangan pemakai. Terbukti ketika Boethius dan Gerbert mencoba memperkenalkan nya di barat pada sekitar abad ke 10M ,ternyata kurang mendapat perhatian. Orang malah meninggalkannya dan berganti mememakai “raqam al-binji” penemuan al-Khawarizmi.
Al Khawarizmi adalah orang pertama memperkenalkan angka 0 (nol) dalam dunia ilmu pengetahuan (bilangan/hitungan).Meski ia bukan penemu angka 0 (nol), namun Al-Khawarizmi orang pertama di dunia yang memperkenalkan angka nol sebagai suatu bilangan dalam ranah ilmu pengetahuan.’Kosong’, atau 0, bukan sebarang angka, penemuannya merevolusikan pemikiran matematik dan sains moden. Angka nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam pada kurun kesembilan. Angka 0 baru diperkenalkan di Eropah pada awal abad ke-13, dibawa oleh pemikir Itali, Fibonacci, dalam tahun 1202 melalui karya popularnya Liber Abaci, berarti angka nol baru digunakannya setelah kira-kira 250 tahun dipakai orang islam sendiri. Yang mungkin perlu di telusuri lebih lanjut adalah mengenai penggunaan titik kecil sebagai pengganti angka nol tetap terpakai dalam penulisan angka-angka Arab.
Sebuah karangan al-Khawarizmi yang juga di anggap penting telah disalin dalam bahasa latin oleh Prince Boncompagni, di bawah judul” Trattati d’Arithmetica”. Buku tersebut membahas beberapa soal hitungan dan asal usul angka , serta sejarah angka-angka yang sekarang ini kita gunakan . Buku ini terbit di Roma pada tahun 1857M.
Bentuk actual angka-angka yang kurang penting untuk operasi-operasi digambarkan dalam “ Liber Alghoarismi “ namun operasi-operasi tersebut dilakukan dengan cara 9 atau 10 simbul-simbul yang secara tidak langsung menyatakan suatu pengetahuan tentang aturan-aturan yang di uraikan secara terperinci oleh al-Khawarizmi
Wafat
Pada tahun 847 M, Al-Khawarizmi wafat dalam usia 67 tahun. Ia meninggalkan kenangan abadi bagi para ilmuwan matematika di seluruh dunia. Ia digelari Bapak Matematika karena keberhasilannya dalam memajukan cabang ilmu ini hingga mencapai puncaknya.
Bahan Rujukan
Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, 1990.
Mohaini Mohamed, Matematikawan Muslim Terkemuka,Salemba Teknika, 2001
H.F Rahadian,Seri Ilmuwan Muslim
http://p4tkmatematika.org/file/BERITA/Berita%20Tahun%202011/kuadrat%20lengkap%20al-kwarizmi.pdf